Pendidikan merupakan salah satu bagian
terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dimulai sejak manusia itu
ada. Dengan adanya pendidikan manusia akan memiliki bekal untuk
membantu hidupnya dan membangun negaranya. Pendidikan bisa berupa
pendidikan formal dan pendidikan non formal. Manusia mendapatkan
pendidikan formal dari suatu lembaga pembelajaran atau sekolah,
sedangkan manusia mendapat pendidikan non formal dari kehidupan sehari-
hari seperti sopan santun, sikap dalam kehidupan sehari- hari dalam
masyarakat.
Pendidikan itu sendiri adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
A. KONSEP DASAR PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing anak agar menyerupai orang
dewasa akan tetapi bagi Jean Piaget (1896) pendidikan berarti
menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu
penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan lain. Pandangan
tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti
sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Gambar : Logo Tut Wuri Handayani
Ilmu disebut juga pedagogik, yang merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris yaitu ”Pedagogics”. Pedagogics berasal dari bahasa Yunani yaitu
”pais” yang berarti anak, dan ”again” yang berarti membimbing.
Poerbakwatja dan Harahap (1982 : 254) mengemukakan pedagogik mempunyai
dua arti yaitu: (1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing,
dan mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan. Orang yang
memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing atau ”pedagog”,
istilah pendidikan (pedagogy) berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung
jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur
hidup (lifelong education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai
mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama
ada pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan
pendidikan berikut ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang
dikemukan para ahli yaitu :
- Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
- Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod, 1989).
- Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan
sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal (Mudyahardjo, 2001:6).
- Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:10).
- Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti
sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan
sebagainya (Dictionary of Psychology, 1972).
- Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun
rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang
dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang
selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala
perbuatannya (Poerbakawatja dan Harahap, 1981).
- Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya
intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada
tabiat manusia dan kepada sesamanya.
- Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(UUSPN No. 20 Tahun 2003).
B. FUNGSI PENDIDIKAN
Fungsi pendidikan adalah serangkaian tugas atau misi yang diemban dan
harus dilaksanakan oleh pendidikan (Drs. Dirto Hadisusanto, Pengantar
Ilmu Pendidikan, 1995: 57). Ruang lingkup pendidikan sangat luas, hal
ini dikarenakan pendidikan harus menyentuh segala segi kehidupan
manusia, bangsa dan negara, nasional, internasional, bahkan dunia dan
akhirat. Pendidikan mempunyai peran penting dalam suatu pembangunan
negara dan bangsa. Dengan pendidikan maka manusia mempunyai bekal dan
modal dalam menjalani kehidupan guna pembangunna negara dan bangsa.
Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Pendidikan di dalam keluarga mempunyai tugas untuk
mengembangkan keyakinan beragama, nilai- nilai kebudayaan, nilai- nilai
moral dan keterampilan. Pendidikan di sekolah mempunyai tugas memberikan
berbagai pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan berbagai
nilai dan sikap. Pendidikan di luar jalur sekolah mempunyai tugas
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk dapat
berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien, dan
efektif.
Di dalam Undang- undang No. 2 tahun 1989 pasal 3 dijelaskan fungsi
pendidikan nasional di Indonesia adalah “Mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesiadalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional”. Fungsi pendidikan nasional adalah
berusaha memerangi segala kekurangan, keterbelakangan, dan kebodohan
serta memantapkan ketahanan nasional, meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuanberlandaskan kebudayaan bangsa dan ke Bhineka Tunggal Ika-an
(penjelasan pasal 3 Undang- undang No. 2 tahun 1989). Yang dimaksud
dengan “mewujudkan tujuan nasional” dalam rumusan tentang fungsi
pendidikan ialah mewujudkan empat tujuan negara sebagaimana termaktub
pada alinea 4 pembukaan undang- undang Dasar 1945 yaitu :
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum.
- Mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
C. TUJUAN PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana
pendidikan itu diarahkan. Wujud tujuan pendidikan dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. Maka tujuan pendidikan
merupakan suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran dan
kepentingannya dan ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik didalam
jalur pendidikan sekolah maupun di jalur pendidikan luar sekolah (Drs.
Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1995: 59).
Pendidilan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Bab VIII pada Undang- undang Dasar
telah dijabarkan ke dalam Undang- undang No. 4 tahun 1950 junco No. 12
tahun 1954 dengan tujuan pendidikannya dalam Bab II pasal 3 sebagai
berikut :
“Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang
cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyatrakatdan tanah air”.
Dalam Laporan Komisi Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional tahun 1980
dibawah pimpinan Prof. Dr.Slamet Iman Sentosa, tujuan pendidikan sebagai
berikut :
“Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun diri
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam GBHN tahun 1983, dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu :
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Dalam UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,
disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dr. M.J. Langeveld (Belanda) mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam 6 macam, yaitu :
1.Tujuan umum, total atau akhir
Tujuan ini merupakan tujuan yang paling jauh dan yang paling akhir
dicapai, dan merupakan keseluruhan / kebulatan tujuan yang ingin
dicapai, misalnya kedewasaan, manusia muslim sejati, manusia Indonesia
seutuhnya dan sebagainya.
2.Tujuan khusus
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum yaitu pengkhususan
berdasarkan usia, jenis kelamin, intelegensi (anak super normal, normal,
di bawah normal), bakat atau minat.
3.Tujuan tak lengkap
Tujuan ini hanya meliputi sebagian kehidupan manusia, misalnya segi psikologis, biologis atau sosiologis saja.
4.Tujuan sementara
Tujuan ini hanya berlaku sementara, kalau sudah tercapai tujuan yang di
inginkan, maka tujuan sementara itu lalu ditinggalkan, contohnya
memasukan anak ke pesantren.
5.Tujuan intermedier
Tujuan ini merupakan tujuan perantara untuk mencapai tujuan yang pokok, contohnya memasukan anak pada pusat pelatihan kerja.
6.Tujuan insidental
Merupakan tujuan yang ingin dicapai pada saat-saat tertentu, misal
memberi tahu cara-cara makan yang sopan pada saat makan bersama.
Di sekolah diperkenalkan hirarki tujuan pendidikan, yaitu :
1.Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan terkhir atau tertinggi yang berlaku bagi semua
lembaga dan kegiatan pendidikan. Tujuan ini di tuangkan ke dalam GBHN
(Tap MPR No. II/MPR/1988) atau ke dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989.
2.Tujuan institusional
Merupakan tujuan tiap- tiap lembaga pendidikan.
3.Tujuan kurikuler
Disebut juga tujuan bidang study, misalnya tujuan pengajaran matematika
yang secara langsung diacu oleh guru dalam melaksanakan tugasnya
(mengajar).
4.Tujuan instruksional
Merupakan tujuan yang dipegang oleh guru waktu mengajar di muka kelas. Tujuan ini dibedakan menjadi 2, yaitu :
•Tujuan Instruksional Umum (TIU)
•Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
D. ALIRAN–ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa aliran, aliran ini adalah :
1.Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Dalam
aliran nativisme faktor lingkungan dianggap kurang memberi pengaruh
terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Seseorang akan menjadi ahli
lukis, agama, dan lain-lain itu semua semata-mata karena pembawaan.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap aliran nativisme adalah Arthur
Schopenhauer, Immanuel Kant, Gottfried Wilhemleibnitz.
•Arthur Schopenhauer
Dilahirkan di Danzig pada tanggal 22 Februari 1788. Schopenhauer
dibesarkan oleh keluarga pembisnis. Ia merupakan seorang jenius dengan
karyanya yang terkenal adalah The World as Will and Representation. Ia
mempunyai pandangan bahwa Pembawaanlah yang maha kuasa, yang menentukan
perkembangan anak. Lingkungan sama sekali tidak bisa mempengaruhi,
apalagi membentuk kepribadian anak. Perkembangan ditentukan oleh faktor
pembawaannya, yang berarti juga ditentukan oleh anak itu sendiri.
•Immanuel Kant
Di lahirkan di Konigsberg pada 22 April 1724. Ia merupakan filsof Jerman
dan karyanya yang terkenal adalah Kritik der Reinen Vernunft. Ia
berpendapat bahwa :
1)Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang
dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja,
hanyalah ide.
2)Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah
peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”.
Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat
menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat
tidak akan jalan.
3)Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.
•Gottfried Wilhemleibnitz
Merupakan filsuf Jerman yang lahir di Leipzig, pada 1 Juli 1646.
Gottfried mempunyai pandangan bahwa perkembangan manusia sudah
ditentukan sejak lahir. Manusia hidup dalam keadaan yang sebaik mungkin
karena dunian ini diciptakan oleh Tuhan.
2.Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan
yang diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia. Aliran
ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang bukanlah
bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor keturunan. Tokoh- tokoh
yang berpengaruh dalam aliran ini adalah :
•Francis Bacon
Merupakan filsuf, negarawan, sekaligus penulis yang berasal dari
Inggris. Francis Bacion berpendapat bahwa "Untuk memahami dunia ini,
pertama orang mesti mengamatinya. Pertama, kumpulkan fakta-fakta.
Kemudian ambil kesimpulan dari fakta-fakta itu dengan cara argumentasi
induktif yang logis".
•Thomas Hobbes
Dilahirkan di Malmesbury (1588-1679). Hobbes berpendapat bahwa filsafat
adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat
berupa fakta yang dapat diamati. Segala yang ada ditentukan oleh sebab
tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata
adalah yang dapat diamati oleh indera manusia, dan sama sekali tidak
tergantung pada rasio manusia (bertentangan dengan rasionalisme).
•John Locke
John Locke lahir di Bristol Inggris pada tahun 1632. Jonh Lucke terkenal
dengan teori tabularasanya. Pemikiran John termuat dalam tiga buku
pentingnya yaitu Essay Concerning Human Understanding (1600), Letters on
Tolerantion (1689-1692), dan Two Treatises on Government (1690). John
berpendapat bahwa anak yang baru dilahirkan dapat diumpamakan seperti
kertas putih yang belum ditulisi (a sheet of white paper avoid of all
characters).
•David Hume
David Hume lahir di Edinburgh pada 26 April 1711. Ia merupakan filosof
Skotlandia, ekonom, dan seorang sejarawan. David Hume berpendapat bahwa
seluruh pemikiran merupakan hasil dari pengalaman, yang disebut dengan
istilah persepsi. Persepsi terdiri atas kesan-kesan (impressions), dan
gagasan (ideas).
3.Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa
kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan
lingkungan. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah :
•William Strern
William Strern lahir pada 29 april 1871, ia merupakan penemu konsep
intelligence quotient atau IQ. William berpendapat bahwa anak dilahirkan
dengan pembawaan baik maupun buruk. Baik buruknya seseorang tergantung
dari pembawaan dan lingkungan.
•Al Ghazali
Al Ghazali lahir pada tahun 450 H atau 1058 M di desa Thus. Al Ghazali
berpendapat bahwa batas awal berlangsungnya pendidikan adalah sejak
bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Adapun
mengenai batas akhir pendidikan adalah tidak ada karena selama hayatnya
manusia dituntut untuk melibatkan diri dalam pendidikan sehingga menjadi
insan kamil. Kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa sangat bergantung
pada sejauhmana keberhasilan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Selain itu, pengajaran dan pendidikan harus dilaksanakan secara step by
step.
4.Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran ilmu Jiwa yang berkembang di Amerika.
Pelopor aliran ini adalah William James, Thorndike, dan Waston. Aliran
behaviorisme memiliki ciri- ciri :
- Aliran ini mempelajari perbuatan manusia dari perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan.
- Semua perbuatan dikembalikan pada reflek. Reflek adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu rangsang.
- Pada dasarnya manusia itu dilahirkan sama. Manusia merupakan makhluk
yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat
mempengaruhi kehidupannya.
5.Taman Siswa
Taman siswa adalah perguruan nasional yang dipelopori oleh Tiga
serangkai yaitu Ki Hajar Dewantara, Dr. Tjipto, dan Dr. Douwes Dekker.
Taman siswa yang tersebar diseluruh Indonesia dipimpin oleh induk
organisasi Majelis Luhur Taman Siswa, yang berkedudukan di Yogyakarta.
Prinsip dasar dalam sekolah / pendidikan Taman Siswa antara lain : Tut
Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan), Ing Madya Mangun Karsa
(Di Tengah Menciptakan Peluang Untuk Berprakarsa), dan Ing Ngarsa Sung
Tuladha (Di Depan Memberi Teladan). Tokoh- tokoh yang berpengaruh pada
aliran taman siswa adalah :
•Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan nasional, beliau lahir di
Yogyakarta pada 2 Mei 1889.menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan
diartikan sebagai daya upaya untuk memberikan tuntutan pada segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak, agar merekabaik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi- tingginya (Aliran-
aliran Pendidikan dan Pengajaran Dengan Tokoh- tokohnya, 1974 : 93).
•Danudirja Setyabudi (Ernest Douwes Dekker)
Douwes Dekker merupakan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 8
Oktober 1879, di Pasuruan, Jawa Timur. Ia merupakan anggota dari Tiga
Serangkai. Beliau merupakan penggagas nama “Nusantara”.
•Drs. Tjipto Mangoenkoesoemo
Drs. Tjipto Mangoenkoesoemo lahir pada tahun 1886 di Pecangakan,
Ambarawa, Semarang. Beliau adalah tokoh pergerakan nasional. Berbeda
dengan kedua rekannya dalam Tiga Serangkai yang mengambil jalur
penddikan, beliau mengambil jalur politik, hal tersebut dikarenakan
sikap radikal beliau.
6.Kayu Tanam
Kayu Tanam atau yang dikenal dengan Ruang Pendidikan INS (Indonesia
Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31
Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatera Barat).
Tujuan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam adalah :
- Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
- Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
- Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
- Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab
- Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan
Tokoh yang berpengaruh dalam aliran Kayu Tanam adalah Mohammad Syafei,
beliau lahir di Natan, Kalimantan Barat, pada tahun 1895.
Asas-Asas Pendidikan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam adalah:
- Berpikir logis dan rasional
- Keaktifan atau kegiatan
- Pendidikan masyarakat
- Memperhatikan pembawaan anak
- Menentang intelektualisme
7.Realisme
Realisme merupakan aliran pendidikan yang timbul pada tahun ± 1600,
munculnya aliran ini disebabkan oleh kemanjuan- kemajuan ilmu
pengetahuanalam yang dipelopori oleh Copernicus, Galilei dan kemrosotan
sistem Humanisme sendiri. Tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam aliran
Realisme adalah Francis Bacon (Inggris) dan Rene Descartes (Perancis).
8.Rationalisme
Rationalisme merupakan aliran kejiwaan yang muncul pada abad ke 18.
Aliran ini berpendapat bahwa akal (ratio) adalah sumber kebenaran, dan
tidak mau mengakui bahwa kebenaran itu besumberkepada kepercayaan atau
tradisi (Aliran- aliran Pendidikan dan Pengajaran dengan Tokoh-
tokohnya, 1974 : 10). Beberapa tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini
adalah John Locke, Jean Jacques Rousseau.
9.Philantropinisme
Merupakan aliran pendidikan yang memuja akal manusia, jadi aliran ini
termasuk rationalisme. Dengan pendidikan dan pengjaran mereka hendak
membentuk manusia bahagia. Aliran ini terpengaruh oleh pandangan dari
John Locke dan J.J. Rousseau. Kaum Philantropinisme mendapat julukan
sebagai sahabat manusia. Tokoh yang berpengaruh pada aliran ini adalah
Cristian Gotthilf Salzmann (1744-1811).
10.Aliran- aliran pendidikan pada abad 19
Pada abad 18 banyak orang yang mendewa- dewakan pengetahuan, sehingga
orang beranggapan bahwa kemajuan- kemajuan Kerohanian hanya bisa dicapai
dengan otak yang cerdas, hal tersebut menimbulkan zaman
intelektualisme. Tokoh yang berpengaruh adalah John Friederich Herbart
dan Freiderich Frobel.
11.Aliran- aliran pendidikan (Modern) pada abad 20
Pada abad ke 20 tedapat bermacam- macam aliran pendidikan yang simpang
siur dan berbeda azasnya. Aliran- aliran pendidikan ini adalah :
- Pendidikan individu, aliran ini beranggapan bahwa individu sebagai objek pendidikan.
- Pendidikan sosial, aliran ini menitih beratkan perhatian pada
masyarakat sebagai suatu kebulatan yang mempunyainilai yang tinggi.
- Pendidikan normatif, aliran ini beranggapan bahwa pendidika itu harus
dikuasai oleh norma yang tepat, yaitu ketentuan yang absolut yang
berasal dari agama dan filsafat.
- Pendidikan discriptif, merupakan lawan dari pendidikan yang normatif yaitu bagaimana terjadinya bukan bagaimana seharusnya.
12.Aliran- aliran didaktik Modern
Aliran ini lebih meniti beratkan pada pendekatan, contohnya penelitian
yang dilakukan Dr. Maria Montessori, ia memimpin sebuah rumah sakit jiwa
di Roma. Dari pengalamannya merawat anak- anak ia menyimpulkan bahwa
anak- anak yang mengalami gangguan jiwa ternyata lebih membutuhkan
pendidikan dari pada pengobatan.